BEKASI
Yang kurasakan saat ini
adalah lapar dan haus serta uang yang pas-pasan. Aku malu dengan keluargaku
karena aku selama dua minggu ini belum pulang, sedangkan aku di sini dalam
keadaan sangat kekurangan. Apa salah dan dosaku Ya Allah hingga aku seperti
ini. Aku juga heran mengapa perusahaan segede ini dan memiliki kantor sebanyak
ini tapi ownernya begitu sadis, kejam dan tidak berperikemanusiaan, apakah
memang sudah stress atau memang dengan sengaja berbuat seperti ini agar aku
tidak betah.
Kalaupun tidak betah aku harus ke mana, aku tidak akan berjalan sehingga ada jalan di depan. Untuk apa berjalan kalau di depannya gelap dan jalan buntu. Aku sendiri pusing, tidurpun tak bisa. Kalau aku beli sarapan pagi ini, aku belum tentu bisa beli makan untuk siang nanti, maka lebih baik aku tahan saja untuk tidak sarapan pagi.
Kalaupun tidak betah aku harus ke mana, aku tidak akan berjalan sehingga ada jalan di depan. Untuk apa berjalan kalau di depannya gelap dan jalan buntu. Aku sendiri pusing, tidurpun tak bisa. Kalau aku beli sarapan pagi ini, aku belum tentu bisa beli makan untuk siang nanti, maka lebih baik aku tahan saja untuk tidak sarapan pagi.
Ini perusahaan besar, kantornya saja ada di lebih dari delapan lokasi strategis, uangpun tiap hari mengucur ke kantor sang owner yang notabene pendujduk pribumi. Sepertinya lebih baik bekerja dengan non pribumi dan non muslim kalau begini caranya. Orang lain memandang sang owner baik hati dan tidak sombong, namun sangat tidak berperikemanusiaan begini.
Dari perjalanan mengelola perjalanan beberapa hari lalu aku juga sudah merasakan firasat tidak baik di perusahaan ini. Bisa dibayangkan mengelola lebih dari enam puluh lima tamu, namun tidak mau menggunakan jasa handle di bandara, semua aku lakukan sendiri. Bahkan salah satu manager dari sebuah maskapai asingpun menegurku, siapa manajerku kok tidak punya peri kemanusiaan. Aku bilang tidak ada manajer atau leader adanya owner.
Manager maskapai asing itupun terheran-heran dengan kejadian ini. Salah seorang ibu dari sebuah instansipun menegurku, biasanya hanya menegur tentang dokumen saja yang mungkin kurang lengkap, namun kali ini benar-benar menegur, karena beberapa orang tamuku yang notabene sudah lanjut usia (lansia) tidur di ubin tak beralas dari sebelum maghrib hingga hamper dini hari, tidak dapat asupan makanan sedikitpun. Salah seorang ibu itu bilang kalau aku menelantarkan tamu dan tidak memberikan konsumsi hingga larut malam bahkan hamper dini hari begini. Akupun menjawab, aku sendiri tidak ada asupan makanan sejak jam dua siang. Makanan yang aku santap tadi siang jam dua itupun aku beli di sebuah warung paling murah yang berada di dekat rumah sang owner dan akupun menyantapnya di rumah owner.
Tak sampai di situ, dalam perjalanan pengurusan tamu sebanyak lebih dari enam puluh lima orang tersebut, hingga selesaipun tidak ada basa-basi untuk mengajak makan ataupun sekedar membeli makanan ringan. Kamipun langsung meluncur ke kantor yang berjarak lebih dari tiga puluh kilometer dan memerlukan waktu lebih dari satu jam untuk perjalanan itu. Cacing-cacing di dalam perut rupanya sudah tidak bisa diajak kompromi, bahkan salah seorang tamu yang dibawa ke rumah sang ownerpun begitu. Kukira hanya kami berdua yang merasakan hal itu. Sang driverpun ternyata hamper masuk angin, dikarenakan lebih merasakan kelaparan yang tiada tara. Hal itu disampaikan oleh sang driver ketika keesokan harinya bertemu denganku. Sunggu terlalu tega ini boss ya.
Hari ini boss sangat pusing karena pemasukan sangat berkurang, tiketpun kurang laku. Boss menginginkan membuka took mainan anak online. Akupun dengan sigap menanggapi hal tersebut dan langsung aku hubungi toko mainan online yang berada di kawasan Jakarta utar sebagai pemasok. Dan malam itu juga aku berusaha untuk membuat web secara gratis ketika owner sedang tidur di dekatku.
Begitu bangun sang ownerpun menanyakan, sudah laku belum. Dasar setan. Setanpun tidak akan mau berbicara begitu kalaupun dia akan menjelma dan hadir di alam nyata. Ini memang lebih sadis daripada setan. Setan yang menjelma ke dalam diri manusia. Rupanya dimana-mana setan telah memasuki jiwa dan raga manusia yang notabene adalah orang yang mempunyai kemampuan financial serta kemampuan fisik dan jiwa raga seorang hamba Tuhan yang mulia.
Hidupnya selalu merasa kekurangan, apakah mungkin kurang bersyukur, aku rasa tidak, ataukah kurang beramal mungkin juga ia mungkin juga tidak. Sebab seorang owner yang lebih hebat dari beliau saja kesadisannya namun ketika bulan mulia habis-habisan mengeluarkan hartanya untuk beramal. Apakah memang terlalu dan sangat kikir serta pelit, kopet, kedekut, cap jahe, merege hese, buntut kasiran yang sangat teramat sangat. Sebenarnya hamba Tuhan seperti ini sangat memuakkan, namun memang Tuhan sudah menetapkan untuk ujian bagi kita agar kita ini mampu atau tidak untuk menghadapi hal seperti ini.
Namun ini sudah sangat terlalu dan sangat tidak manusiawi.
Semoga aku nanti dan
atau sahabat sekalian yang membaca tulisanku ini bisa membaca kehidupan ini,
bahwa hidup ini selayaknya manusia kita harus bersyukur dan selalu beramal
shalih serta berbuat kebajikan bukan membanggakan diri dengan kekejaman serta
tertawa di atas penderitaan orang lain apalagi orang-orang yang sangat berjasa
dengan kita. Semoga diri ini khususnya dan sahabat umumnya jangan sampai
menjadi manusia seperti ini, manusia yang sangat sadis, manusia yang sangat kejam,
manusia yang menjadi rajatega, manusia yang kurang bersyukur, manusia yang
selalu mengeluh dengan keadaan dan rezki yang sudah dianugerahkan oleh
Tuhannya.
Mari kita senantiasa berusaha menjadi manusia yang senantiasa bersyukur dan bersabar agar Tuhan senantiuasa melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin. Tuhan Maha Adil kepada semua hamba-hamba-Nya, Tuhan tidak tidur, Tuhan senantiasa memandang hamba-Nya yang beriman dan beramal shalih, namun Tuhan juga menguji kita dengan bersanding juga bekerjasama dengan hamba-hamba-Nya yang durhaka, bukan untuk berpecah belah atau mengadakan permusuhan, namun hanyalah untuk memperkuat ketabahan, kesabaran serta keimanan kita. Apakah kita mampu bekerjasama dengan hamba-hamba-Nya yang sudah dikaruniakan kesadisan, kerakusan, kekikiran. Semoga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang bisa menempatkan diri ini sebagai manusia yang sebenarnya manusia, Tuhan tidak memberikan sifat kikir dan tamak, namun hal itu terpengaruh dan terpedaya oleh bujuk dan rayuan setan.
KAYUPUTIH JAKARTA TIMUR
Kayuputih adalah nama sebuah daerah yang berada di kawasan ibukita atau Jakarta Timur. Daerah ini sangat ramai dan boleh dibilang banyak industry. Daerah ini juga terkenal daerah yang aman dari segala bentuk kejahatan. Yang terkenal dari kawasan ini adalah kawasan olah raga seperti pacuan kuda, gelanggang olah raga yang lainnya.
Perusahaan biro perjalanan wisata atau travel yang ada di kawasan ini sudah aku kenal sejak lama, boleh dibilang lebih dari sepuluh tahun yang lalu, namanya sudah aku kenal danjuga ownernya sudah aku kenal sejak lama, ownernya sering kutemui ketika sama-sama sedang mengurus keberangkatan tamu-tamu kami baik itu di bandara ataupun di maskapai. Orangny sangat baik sangat sopan dan sangat low profile. Usianya sudah lebih dari empat dasa warsa namun kelincahannya sangat teruji dan piawainya dalam berbisnis sangat bisa dibanggakan.
Berawal dari pertemuanku dengan seorang sahabat dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Beliau alumnus sebuah pesantren terkenal di Jawa Timur, beliau juga melanjutkan studynya di sebuah perguruan tinggi terkenal di Timur Tengah dilanjutkan lagi ke perguruan tinggi terkenal di sebuah kota di tanah suci. Awalnya kami menjalin kerjasama dalam pelayanan tamu-tamu Allah. Kami berdua mengarrange kami berdua juga menyediakan tiket pesawat dan hotel untuk hal tersebut. Namun dalam perjalanan ini kami mengalami beberapa kendala ketika bekerjasama dengan pihak lain. Ketika terjadi trouble tersebut kami datang ke Kayuputih untuk klarifikasi demi kebaikan dan kemaslahatan bersama.
Ketika kami melakukan klarifikasi tersebut, sang owner menawariku untuk membantunya dalam urusan Haji. Akupun memisahkan diri dengan sahabat baikku yang alumnus sebuah perguruan tinggi Timur Tengah itu walaupun sempat lebih dari dua bulan aku tidak diberikan salary darinya. Dan dia selalu membanggakan serta berbicara ke beberapa orang bahwa dia telah memberikan saya makan, masak yang enak-enak. Subhanallah, baru bisa memberikan makanan saja sudah bangga. Padahal makan adalah hal yang tidak perlu dipamerkan, semua orang bekerja di manapun dan dari pengalamanku di berbagai tempat, bahkan ketika aku bekerja di kaum non muslimpun belum pernah yang namanya owner memamerkan kalau sudah mengasih makan. Tapi sudahlah anggap saja angin berlalu, namun kalau teringat dia adalah seorang alumnus sebuah perguruan islam terbaik di salah satu propinsi yang jebolannya rata-rata menjadi pejabat negara lho.
Akupun mulai bekerja di sebuah perusahaan yang berada di kawasan Jakarta Timur itu setelah berpisah secara baik-baik dengan sahabatku yang alumnus Timur Tengah itu. Kuawali pekerjaanku dengan santai dan serius. Hari demi hari kuikuti arus, aku mengurus di bagian haji berdua dengan seorang bapak yang usianya dua atau tiga tahun lebih tua dariku. Orangnya baik hati dan paling suka mendoakan orang lain. Kami berdua bekerja sebagai team yang baik, kami berdua tidak pernah ada perbedaan pendapat, kami berdua selalu akur dan saling mengalah apabila salah satu dari kami mempunyai kesalahan. Hal ini kami lakukan karena kami sudah sama-sama dewasa, keluarga kamipun sama artinya sama-sama memiliki dua putra putrid yang sebaya.
Ternyata sahabatku ini adalah alumni sebuah perguruan tinggi islam terkanal di Jawa Timur juga dan melanjutkan studinya ke Timur Tengah. Menurutnya dia alalah adik kelas dari seorang pejabat di negeri ini tepatnya seorang Menteri Agama. Wallahu a’lam kalau dari penampilannya belum percaya, namun kalau dari segi usianya serta kabar dari sahabat dan keluarganya meyakinkan. Awalnya aku kurang percaya karena untuk mengoperasikan Microsoft office saja tidak bisa dan juga tidak bisa mengendarai kendaraan bermotor roda dua.
Ketika aku mulai bergabung sudah dijanjikan untuk berangkat haji tahun depan oleh sang owner. Walaupun itu hanya haji dengan menggunakan visa pengurus barcode. Namun kenyataannya hingga dua tahun berjalan janji itu tidak pernah datang. Bekerja di tempat ini cukup bagus dengan disediakan tempat tinggal atau mess di dekat kantor serta disediakannya makanan tiga kali dalam satu hari. Keadaan di awal-awal sangat bagus, biasa untuk menarik agar tetap bertahan.
Ketika ada salah seorang pelanggan dan ternyata mengenaliku berada di tempat tersebut, spontan komentar “Kenapa kamu di sini? Bagaimana kamu bisa nyasar ke sini? Ujarnya. Aku dibilang nyasar dan kesasar di tempat ini. Konon sang owner terkenal dengan kesadisan dan rajateganya, namun aku sendiri tidak merasakan hal itu ketika berada di situ. Aku merasakan keadaan yang enjoy-enjoy saja, ga tahu kalau memang belum terjadi atau mudah-mudahan jangan sampai terjadi. Sangat banyak teman yang mengingatkan kalau harus hati-hati di sini, karena sangat tidak manusiawi. Hah, masa sih, tanyaku.
Ada juga seorang sahabat lama, ketika datang menawarkan jasa pelayanan sebuah bank swasta nasional, juga terkejut ketika aku berada di situ dan dia bilang kalaupun aku digaji tiga kali lipatpun tidak akan mau bekerja di sini. Wow segitunya ya.
Hari demi hari, tugaspun berjalan lancer seperti biasa. Aku bertugas ke kantor wilayah kementerian agama dilanjutkan ke bank penerima setoran biaya perjalanan ibadah haji terus ke kementerian agama kantor pusat. Hari-hari kujalani seperti itu dengan sangat baik dan lancer. Tidak ada halangan apapun, semua berjalan lancer, karena didukung dengan kendaraan operasional yang baik dan biaya transportasi yang memadai, sering sang owner memberiku dana lebih untuk sekedar parker dan beli jajan dan makan siang ataupun biaya fotokopi dokumen dan lain-lainnya. Pokoknya berjalan dengan baik semua pekerjaan yang aku kerjakan. Juga tugas-tugas ke asosiasi dapat aku kerjakan dengan baik dan lancer tidak pernah mengalami hambatan apapun, semua dikarenakan transportasi yang baik dan komunikasi yang baik dengan owner.
Sekian lama kujalani profesiku di bagian haji, semakin banyak juga kukenal beberapa pejabat pemerintah maupun swasta mulai dari asosiasi, perbankan hingga beberapa pejabat pemerintah seperti kementerian agama republic Indonesia. Tugas menjadi semakin lancer ketika aku mengenal beberapa pejabat dari instansi terkait dengan urusan pekerjaan yang aku jalani.
Pekerjaan awal setiap hari adalah membuka email-email dari perwakilan sebagai pendaftar haji, aku download dokumen-dokumen pendukung pendaftaran pergi haji seperti kartu keluarga, buku nikah, katepe juga akte kelahiran dan paspor. Aku juga buatkan surat pengantar pengambilan spph atau surat pendaftaran pergi haji berikut surat kuasa dari pimpinan kepadaku sebagai staf yang bertuigas untuk mengurus keberangkatan jamaah haji tersebut, tak ketinggalan juga surat kuasa dari jamaah yang memberikan kuasa kepadaku untuk mengurus pendaftaran haji mereka. Hal ini aku jalani dengan baik dan lancer ketika semua fasilitas masih dalam keadaan baik dan terkendali.
Hal lain yang biasa aku kerjakan ketika sedang tidak ada pengambilan spph adalah menemani bagian umrah, yaitu handle tamu ke bandara. Sekalian mengurus check in keberangkatan. Di situpun aku mengenal beberapa pejabat mulai dari pihak imigrasi, pejabat angkasa pura juga pejabat dari dinas kesehatan. Semua berjalan dengan lancer kalau sudah mengenal beberapa petugas di bandara.
Ada juga tugas yang sebenarnya tidak aku lakukan, seperti membantu bagian provider visa dalam merapihkan paspor dan dokumen-dokumen pendukungnya. Hal ini aku lakukan pada malam hari karena membantu sahabat-sahabatku yang kerja di waktu malam hari, aku tidak mendapatkan uang lebih dari pekerjaan ini karena sifatnya hanya membantu mereka saja. Di sini banyak kukenal kembali beberapa sahabat dari biro perjalanan lain karena mereka mengurus visa ke sini,banyak dari mereka yang sudah aku kenal sebelumnya, karena aku pernah bekerja di provider yang lain sebelum bekerja di sini.
Tugas rutin mengurus pendaftaran haji mulai terganggu ketika berbagai masalah kecil dan sepele mulai datang. Misalnya tidak adanya materai untuk pembuatan surat kuasa, sedangkan tugas itu harus segera dilakukan, maka terbegkalailah pekerjaan tersebut karena dengan tidak adanya materai, bahkan harus menunggu kedatangan sang boss dari luar kota karena hanya beberapa lembar materai.hal ini sangat sering terjadi.
Lama kelamaan bergeser ke bagian yang lain, ketika mengurus beberapa dokumen ke asosiasi mulai terganggu dengan tidak adanya biaya transportasi, dengan terpaksa kami mengalah dan meminjam ke warung rook di depan kantor tersebut. Dan semakin lama semakin ketahuan kalau sang owner ternyata adalah lebih kejam daripada ibu tiri.
BERTEMU KYAI BESAR
Sore itu cuaca sangat mendung, hitem kelam, sekelam hatiku yang sedang mendung. Hehehe lebay dikit aah….uang di domper sudah kosong, di ATMpun sudah limit dan tidak bisa diambil, sebenarnya malu kalau sampai terblokir secara otomatis lagi seperti ATM sebelumnya, malu kepada diri sendiri juga malu kepada orang lain. Masa punya ATM tidak pernah bertahan lama. Dengan modal uang untuk beli bensin sepuluh ribu dan uang di tas ada dua puluh ribu, aku mengendarai sepeda motor yang paling butut yang pernah aku kendarai sepanjang hidupku menyusuri jalan raya pondok gede menuju kawasan tamini square danbelok kiri berhenti di sebuah spbu sesuai dengan disuruh oleh seorang shaabatku dari daerah perumahan bekasi timur regency.
Kuparkir motor paling butut itu tidak pada tempat yang sebenarnya bersanding dengan sepeda motor yang lain, namun aku sandingkan dengan kendaraan yang lumayan mewan yaitu xtrail dan inova. Akupun sms kpada pak kyai dengan memilih bahasa yang lebih baik dan sopan, berhbung beliau adalah seorang kyai besar yang nantinya juga di bulan ramadhan itu muncul setiap hari tanpa henti di hampir semua stasiun televisi swasta. Tak lama setelah kusms, beliau memanggilku dari sebuah warung sederhana.
Kuhampiri kyai besar itu dengan menyalami dan mencium tangan beliau, awalnya aku sedikit kaku dengan pakaianku yang sederhana dan memakai alas kaki yang sangat sederhana pula yaitu sandal jepit. Belkiau mempersilakanku duduk dan memesan makan yang ada di warung sederhana itu. Aku hanya memesan tiga buah tempe goring serta teh manis. Panjanglebar kami ngobrol tentang umrah dan haji.
Awalnya aku hanya ingin
bertemu dan mengambil dokumen dengan sikap sederhana sebagai kurir pengantar
barang, karena kondisiku yang sangat sederhana. Namun aku tidak bisa membendung
pembicaraan pak kyai besar itu untuk membicarakan berbagai hal terutama yang
berurusan dengan haji dan umrah. Panjang lebar kami bercerita dengan pengalaman
masing-masing.
Pertemuan kami berlangsung hingga maghrib tiba dankamipun sholat berjamaah di sebuah musholla kecil di dekat warung sederhana tersebut. Ternyata pa kyai adalah pebisnis sejati dengan modal yang sangat fantastis. Namun sikapnya yang boleh dibilang saklek sangat membuatku agak seganuntuk bekerjasama dengan beliau, bahkan beliau berkali-kali bilang sadis kepada para peserta tamu-tamu Allah apabila melanggar perjanjian yang telah disepakati bersama, benar-benar tidak ada tenggang rasa sama sekali. Sudah beberapa agen yang menitipkan tamu kepada beliau ketika mendekati hari keberangkatan atau sedikitnya tujuh hari sebelum keberangkatan belum lunas, maka uang dari agen tersebut dikembalikan dan dipotong lima puluh persennya. Sadis memang sadis tapi untuk urusan ibadah janganlah sesadis itu. Harus ada sedikit keleluasaan, apalagi ini adalah urusannya dengan tamu Allah, kalau terlalu sadis bisa disumpahin banyak orang nantinya.
Suatu sore di Bekasi
Kriiiiiiing …suara telepon bordering
CJU
(Calon Jamaah Umrah) dan SY (Saya)
CJU
: Halo ..Assalamualaikum
SY : Waalaikumsalam …
CJU : Apakah benar ini dengan penyelenggara
umrah Maju Jaya Travel (nama disamarkan)
SY : Iya bu …..benar
CJU : Apakah saya jadi berangkat tanggal 31 Maret
ini ya umrahnya?
SY : Kami tidak ada keberangkatan bu tanggal
tersebut …
CJU : Loh ….katanya ada manasik besok hari
Sabtu
SY : Dimana bu ?
CJU : Kata ibu Mawar (nama disamarkan) manasik
di asrama haji …
SY : Kami tidak mengadakan manasik bu,
keberangkatan kami masih lama,
nanti tanggal 14 April, jadi manasiknya juga belum
SY : Ibu daftar di mana, mungkin salah
alamat?
CJU : Sama ibu Mawar, katanya kerjasama dengan
Maju Jaya
SY : Tidak bu, kami tidak bekerjasama dengan
ibu Mawar, bahkan paspor beliaupun masih
ditahan di provider visa, hingga masa visanya habis bu. Ibu kapan daftar
dan bayarnya ?
CJU : Suami saya bayar sejak desember tahun
lalu, kalau saya sejak Januari, ya sudah gapapa
saya konfirmasi lagi ke Ibu Mawarnya dulu …..
SY : Silakan ……
Wadduh
bikin ulah saja si Ibu Mawar ini. Terus saja mencari mangsa untuk mendapatkan
uang dari jamaah umrah. Sudah berulang kali bikin ulah terus si ibu ini, tidak
kapok-kapoknya.
No comments:
Post a Comment